Info Kosmik
Selamat datang di infokosmik.com... Selamat Membaca...

Bicara dengan Semesta, Mungkinkah?


Bicara dengan Semesta, Mungkinkah? - infokosmik.com
Posisi Saya ini apa ya?

Manusia, kehidupan, semesta, Tuhan, Allah, lalu Sang Pencipta, dimanakah titik saya saat ini? Untuk apa saya hidup di muka bumi ini? Peran apa yang bisa saya lakukan untuk setidaknya memperbaiki hidup saya terlebih dahulu? Saya bingung nih Tuhan, saya pun tak tahu harus pergi atau mengadu ke siapa lagi...

Saya hanyalah seorang manusia yang penuh dengan salah dan dosa, lalu saya juga mencoba banyak hal yang mungkin membuat mu marah Tuhan, lalu Semesta, Sang Pencipta yang Maha Segalanya, maafkan diri saya karena saya terlalu sering melupakan betapa banyaknya anugerah yang telah saya terima selama hidup ini.

Semesta, kali ini saya mencoba untuk menuliskan setiap hal yang sejak lama selalu saya ingin coba bagikan, saya ingin membuka betapa asiknya mengobrol dengan mu. Saya tahu saya hanyalah seorang makhluk, saya seringkali merasa sombong dan saya juga ingat masa-masa dimana saya hanya melakukan hal yang saya suka. Saya sadar akan semua itu.

Tapi...

Karena itulah kali ini saya berbicara dengan mu semesta.

Biarkan saya menerima dan mendengar semua hal yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua permasalahan dalam hidup saya, supaya saya pun bisa pada akhirnya menciptakan berbagai karya yang memang memberikan pengaruh positif untuk dunia ini.

Kenapa Dunia terasa sulit?

Dunia yang saya alami kali ini sangat sulit sekali, rasanya kepala mau pecah, rasanya kehidupan saya seperti mau berakhir cepat, ntah kenapa saya seperti merasakan bahwa saya tidak akan berusia panjang. Oleh karena itulah semesta, sebelum kau memanggil ku bersama mu di luar sana, izinkan ku tetap didalam tubuh ini hingga saya menyelesaikan semua penelitian tentang mu ya semesta.

Pusing karena penamaan

Saya selalu heran sejak dulu kenapa saya juga jadi ribet dalam menyamakan arti dan sebutan, semesta dan Tuhan itu apa kah sama? Jika yang saya mengerti saat ini Tuhan adalah sesuatu yang begitu Agung serta Maha Segalanya, IA yang maha pengasih lagi maha Penyayang, yang tidak akan bisa sama dengan Makhluk yang diciptakannya. Saya selalu yakin sepenuh hati Tuhan itu Esa tidak ada sekutu bagiNya.

Tapi terkadang saya sering menganggap juga bahwa Tuhan yang menciptakan alam semesta ini menjadikan hamparan yang luas untuk manusia agar bisa belajar dan mengenal Nya lewat berbagai cara. Cara saya adalah mencoba berkomunikasi dengan salah satu bentuk ciptaanNya, hamparan nya yang luas, yang saya sebut semesta inilah yang mungkin bisa menjadi representasi untuk diajak bicara dan berkomunikasi. 

Karena hamparan yang tanpa batas ini, Semesta ini sebagai wujud dari Penciptaan Tuhan yang paling tinggi ini lah yang menyimpan semua makhluk didalamnya, dalam evolusi kita saat ini di bahasa Indonesia itu lah yang bisa saya mengerti sebagai "Semesta" yang bisa diajak bicara.

Karena Semesta inilah kanvas yang Tuhan ciptakan untuk semua makhluk Nya. Disinilah kita hidup, Disinilah kita berkembang bahkan ber evolusi menjadi makhluk yang lebih pintar dari tidak tahu menjadi apa-apa hingga ada manusia yang bisa mencapai titik Jiwa-jiwa ilahi atau bahkan seorang Avatar.

Tuhan akhirnya saya bisa mengerti realitas ini setelah kepala saya mau pecah karena bahkan dalam berniat dan memanggil saja bisa beda arti dan dipermasalahkan didunia ini, Tuhan yang jelas Pintar, yang serba tahu apa yang bahkan fisik maupun nonfisik karena sebagai Pencipta dan juga Pengamat segala sesuatunya ini juga ternyata punya berbagai kepribadian yang membuat saya juga pusing sekian waktu. Lebih tepatnya saya yang menganggap bahwa saya selalu benar, dan mengatur-ngatur Tuhan ini harus ini dan itu, ya saya yang salah, saya yang sering lupa bahwa saya hanyalah salah satu ciptaan Nya saja. 

Oleh karena itulah dalam tulisan ini saya mencoba mempraktikkan langsung bangaimana ketika saya bisa memberikan sedikit informasi yang saling berkesinambungan disaat saya sebenarnya hanya mencoba berbicara dengan semesta atau Tuhan. 

Ya Saya hanyalah wadah, dan Jiwa Saya bertanggung jawab atas tubuh ini

Saya masih menjadi wadah yang harus terus dilatih supaya bisa menjadi wadah Tuhan dan Semesta dalam menyampaikan apa yang dibutuhkan dalam Blog ini, apa yang bisa membantu kehidupan didunia ini, apa yang bisa membantu diri saya akhirnya merasa tenang dan bisa hidup lebih panjang walau saya akhirnya mungkin belum tentu akan ada didunia ini selamanya.

Tapi yang pasti Tuhan dan Semesta selalu mendengar bukan? inilah waktunya, inilah saat nya yang bisa membuat diri menjadi lebih berkembang dan pada akhirnya bisa merubah kehidupan yang pada awalnya begitu mumet dan memusingkan. Saya bersyukur di usia 24 ini akhirnya saya bisa menyelesaikan Konsepsi Tuhan dan Semesta ini.

Alasan kenapa ada yang menganggap Tuhan dan Semesta itu sama mungkin karena Semesta itu adalah representasi terbesar dari Tuhan itu sendiri, bentuk Tuhan yang melingkupi segala sesuatunya, Semesta. Namun tetap saja bagi saya Semesta juga ahanyalah sebuah ciptaan Yang diciptakan Oleh Tuhan. 

Adapun Nama yang saya sering heran juga adalah kata Allah itu sendiri, kenapa ketika kata Allah disebut rasanya saya juga sedikit malu karena saya pernah mengalami sebuah tragedi yang cukup aneh rasanya.

Saya yang ragu karena melihat Rantai Allah

Saya pernah mengalami kejadian ketika saya sedang berada disebuah daerah berasama Abi saya. Saya merasakan didalam hati saya dan tubuh saya ini seperti ada kalimat Allah atau lafadz Allah dalam bahasa Arab, dan saat saya melihat hal itu hati saya tidak tenang dan tidak nyaman rasanya, karena saya takut ketidakmurnian itu muncul, saya pun melihat seperti ada makhluk anjing berkepala 3 yang saat itu saya merasa bahwa lafadz Allah yang menempel di hati saya itu adalah sebuah segel karena saya melihat juga seperti rangkaian rantai didalam tubuh halus saya. Sekarang akhirnya saya mengerti ternyata kata Allah sendiri bisa jadi hanyalah sebuah kata agar manusia mudah menyebut nama dari Tuhan itu sendiri, seperti saat saya kecil pun.

Siapa Tuhan Kamu? Maka saya jawab Allah...

Jadi Saya tidak akan ragu lagi jika saya menyebut nama itu, Allah adalah Tuhan saya... Saya juga merasa bahwa saya sebut Tuhan saja pun tidak masalah karena pembaca saya pasti dari berbagai kalangan, dan rasanya pun lebih Universal tidak merujuk pada agama tertentu, Tuhan.

Tapi saya jujur belum bisa berjumpa langsung dengan Nya saat ini, hanya saja saya sedang mencoba bagaimana saya bisa berkomunikasi lebih dalam melalui berbagai representasinya yang memungkinkan, dan keberadaan manusia yang tentu lebih paham dan bisa berkomunikasi denganNya secara lebih utuh. Saya menunggu siapapun yang memang bisa menjadi wadah *juga untuk bersama menciptakan sebuah jaring Pengetahuan untuk mengenal Semesta dan keberadaanNya lebih dalam.


Pelajar abadi nan jaya